Rabu, 31 Oktober 2012

Analisis Financial Laverage


A. Pengertian Financial Leverage
Suatu perusahaan dikatakan menggunakan “Financial Leverage” jika ia menggunakan sebagian dari aktivanya dengan sekuritas pembayaran bunga, misalnya hutang pada bank, menerbitkan obligasi atau saham preferen. Perubahan EBIT (Earning Before Interest and Tax) akan mengakibatkan perubahan EPS (Earning per Share). Financial Leverage digunakan untuk mengukur tingkat kepekaan antara EPS terhadap perubahan EBIT perusahaan.
Pada operating leverage, penggunaan aktiva dengan biaya tetap adalah untuk mengetahui kepekaan EBIT terhadap perubahan penjualan perusahaan. Semakin besar perubahan EBIT perusahaan, maka akan berpengaruh pada fluktuasi EPS. Maka perusahaan menganalisa berbagai alternative yang dapat dilaksanakan untuk memperbesar pendapatan bagi pemilik modal.
Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan
Saham biasa adalah saham yang pembayarannya tidak pasti, dimana jumlah dan devidennya tidak tetap, dan pemilik saham biasa memiliki hak suara dalam RUPS.
Saham preferen adalah saham yang pembayarannya dilakukan terlebih dahulu dalam pembagian deviden, jumlahnya tetap dan telah dinyatakan sebelumnya. Namun pemilik saham preferen tidak memiliki hak suara dalam RUPS.
Untuk dapat menentukan income effect dari berbagai pertimbangan (alternative) perlu diketahui tingkat EBIT yang dapat menghasilkan EPS yang sama besar. Tingkat EBIT yang menghasilkan EPS yang sama besarnya pada berbagai perimbangan pembelanjaan (financial mix) dinamakan Indifference Point atau Break Event Point dalam financial leverage.
B. Indifference Point antara hutang dengan saham biasa
Untuk dapat mengetahui perimbangan pembelanjaan yang mana yang mempunyai income effect yang terbesar terhadap EPS pada setiap tingkat EBIT, maka kita harus menetukan indifference point terlebih dahulu. Analisa indifference point ini sering pula disebut dengan “analisa EBIT – EPS”.

Saham Biasa versus Obligasi :
               x ( 1 - t )                          =                 ( x – c ) ( 1 – t )
                     S1                                                             S2
Keterangan :
X         = EBIT pada indifference point
C         = jumlah bunga obligasi
            T          = tingkat pajak perseroan
S1        = jumlah lembar saham biasa yang beredar jika hanya menjual saham   biasa
S2     = jumlah lembar saham biasa yang beredar jika menjual saham biasa dan obligasi secara bersama-sama
            Apabila perusahaan sebelumnya sudah mempunyai obligasi dan akan mengeluarkan obligasi baru, maka rumus perhitungan indifference point diatas diadakan penyesuaian menjadi :
(x-c1) (1-t)                          =                 (x-c2) (1-t)
      S1                                                             S2
Keterangan :
X         = EBIT pada tingkat indifference point
C1       = jumlah bunga dlm rupiah yg dibayarkan dari jumlah pinjaman yg telah ada maupunyang baru                                                                                                                    
C2       = jumlah bunga dalam rupiah yang dibayarkan baik untuk       pinjaman yang telah ada maupun yang baru
S1        = jumlah lembar saham biasa yang bereda kalau tambahan dana dipenuhi dengan hanya menjual saham baru
S2        = jumlah lembar saham biasa yang beredar jika tambahan dana dipenuhi dengan hanya mengeluarkan obligasi baru bersama-sama dengan pengeluaran saham baru.
 
C. Indifference Point antara saham preferen dengan saham biasa
Dalam perhitungan saham preferen perlu diadakannya penyesuaian atau adjustment. Penyesuaian perlu diadakan karena bunga utang merupakan “tax deductible expense” yang berarti mengurangi pendapatan yang dikenakan pajak (taxable income). Sedangkan deviden saham preferen bukan merupakan “tax deductible expense”. Dalam perhitungannya bunga dikurangi dari EBIT, sedangkan deviden saham preferen diambil dari EAT, deviden saham biasa tingkat bunga dihitung atas dasar sebelum pajak (before tax basis). Sedangkan deviden saham preferen atas dasar sesudah pajak (after tax basis).

Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana


A. Arti Pentingnya Laporan Sumber dan Penggunaan Dana

Analisis sumber dan penggunaan dana, atau sering juga disebut dengan analisa aliran dana, merupakan alat analisa financial yang digunakan untuk mengetahui dari mana dana didapatkan dan untuk apa dana itu dibelanjakan. Laporan yang menggambarkan dari mana dana didapatkan dan untuk apa dana itu digunakan disebut dengan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana.
 
Pengertian dana yang digunakan dalam analisis sumber dan penggunaan dana dalam artian sempit diartikan sebagai Kas. Sedangkan dalam artian luas  diartikan sebagai Modal Kerja. Untuk menyusun laporan sumber dan penggunaan dana, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat Laporan Perubahan Neraca yang disusun dari neraca dari dua tahun berurutan. Laporan ini menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen neraca dari neraca awal menjadi neraca akhir. Perubahan masing-masing elemen tersebut perlu dilakukan analisis, yaitu elemen-elemen mana saja yang akan memperbesar dana dan elemen-elemen mana saja yang akan memperkecial dana. Elemen yang memperbesar dana kan menjadi sumber dana, dan  elemen yang memperkecil dana akan menjadi penggunaan dana.

B. Dana dalam Artian Kas


Langkah-langkah penyusunan laporan sumber dan penggunaan dana :
1.  Menyusun laporan perubahan neraca yang menggambarkan neraca dari dua periode yang ingin dianalisa (bulanan atau tahunan)
2. Mengelompokan perubahan-perubahan tersebut dalam golongan yang memperbesar kas dan memperkecil jumlah kas
3. Mengelompokan elemen-elemen dalam laporan rugi laba atau laporan laba yang ditahan ke dalam golongan yang memperbesar jumlah kas atau memperkecil jumlah kas
 4. Mengadakan konsolidasi dari semua informasi tersebut ke dalam laporan sumber sumber dan penggunaan dana
  • Sumber-sumber dana dalam artian kas :
1.      Berkurangnya aktiva lancar selain kas
2.      Berkurangnya aktva tetap
3.      Bertambahnya setiap jenis utang
4.      Bertambahnya modal
5.      Adanya keuntungan dari operasi perusahaan
6.      Penyusutan
 
  • Penggunaan dana dalam artian kas :
1.      Bertambahnya aktiva lancar selain kas
2.      Bertambahnya aktiva tetap
3.      Berkurangnya setiap jenis utang
4.      Berkurangnya modal
5.      Pembayaran cash deviden
6.      Adanya kerugian operasional perusahaan
 
C. Dana dalam Artian Modal Kerja
Dalam laporan sumber dan penggunaan modal kerja tidak tercantum di dalamnya sumber-sumber dari penggunaan dana yang berasal dari unsur-unsur modal kerja sendiri, karena perubahan-perubahan yang hanya menyangkut unsur-unsur  aktiva lancar  dan utang lancar saja – kedua  accounts tersebut disebut current accounts – tidak akan mengkibatkan perubahan modal kerja (netto).
Dengan demikian maka jumlah modal kerja hanya akan berubah jika ada perubahan unsur-unsur Non-Current Account (aktiva tetap, utang jangka panjang dan modal sendiri). Yang mempunya efek memperbesar modal disebut sebagai sumber modal kerja. Sedangkan yang mempunyai efek mengurangi modal kerja disebut sebagai penggunaan modal kerja.
Apabila Sumber > Penggunaan, berarti mempunyai efek positif terhadap modal kerja yaitu akan menambah modal kerja, sebaliknya jika penggunaan > sumber, maka efeknya adalah memperkecil modal kerja. Dan jika sumber = penggunaan, maka tidak ada efek terhadap modal kerja, artinya modal kerja tidak berubah.
  • Sumber-sumber dana dalam artian modal kerja
  1. Berkurangnya Aktiva Tetap
  2. Bertambahnya Hutang Jangka Panjang
  3. Bertambahnya Modal
  4. Adanya Keuntungan dari Operasional Perusahaan
  5. Penyusutan 
  • Penggunaan dana dalam artian Modal Kerja
1.      Bertambahnya aktiva tetap
2.      Berkurangnya utang jangka panjang
3.      Berkurangnya modal
4.      Pembayaran cash deviden
5.      Adanya kerugian dari operasional perusahaan